Senin, 05 Oktober 2009

Persahabatan Semesta Di ranah Minang

Gw merasa artikel ini harusnya menjadi headline di media karena menunjukan sisi lain dari bencana gempa itu sendiri...yup silahkan di baca artikel dari kompas cetakan senin 5 oktober 2009 halaman 24 kolom bawah..

Coba anda bayangkan situasi ini, tanpa obat2an dan peralatan medis mencukupi, seorang dokter berkebangsaan Jerman dari lembaga bantuan Internasional harus secepatnya menolong pasien kritis korban gempa bumi di Toboh Gadang, Padang Pariaman.Si Dokter tidak bisa menghubungi lembaganya untuk mengirimi bantuan obat2an karena akses telekomunikasi di Tboh Gadang masih rusak akibat gempa. Si Dokter bertemu dengan relawan Telecoms Sans frontieres.

Hal Berikut yang terjadi, Si dokter kemudian bisa menelepon lembaganya dan meminta bantuan obat2an dari kota terdekat, Pariaman.

Cerita diatas terjad pada Minggu(4/10) di tengah proses evakuasi dan kiriman bantuan yang terus mengakilir ke Sumatera Barat(Sumbar). 2 relawan TelecomsSans Frontieres(TSF), Pauline Bertrand dan Clement Bruguera., Menolong si dokter dengan menyediakan akses telekomunikasi.

Pauline , perempuan muda cantik berpostur kecil menjadi koordinator dari TSF, bersama Clement terngah berada di Pariaman mengecek kerusakan akses telekomunikasi akibat gempa, TSF dikenal sebagai organisasi kemanusiaan yang menyediakan akses komunikasi di daerah bencana. mereka menyediakan telekomunikasi bagi siapapun yang melakukan kerja kemanusiaan di daerah bencana seperti si dokter dari Jerman.

Dua rekan Pauline dan Clement, fabien Doleac dan Sebastian Lalouille berada di padang untuk memastikan apa yang sudah TSF kerjakan 2 hari terakhir tetep berjalan. Kedatangan mereka ke Padang sejak Jumat telah menolong pekerja kemanusiaan yang membutuhkan sarana telekomunikasi baik internet maupun telepon. pada saat operator telekomunikasi baik internasional maupun telepon. pada saat operator telekomunikasi lokal tak bisa bekerja normal karena terimbas gempa, TSF meyediakan sarana telekomunikasi gratis lewat sambungan satelit penghubung ke internet , telepon ataupun faksimile.

Meski singkat dan terkesan sepele karena tak melakukan tugas2 penyelamatan atau evakuasi korban, pekerjaan yang dilakukan TSF tetap luar biasa. tanpa melihat peran masing2 relawan asing yang datang pasca gempa bumi 7,6 skala richter apa yang mereka lakukan sangat bermakna bagi warga sumbar.

Lihatlah apa yang dilakukan Haris Dwi Saputra adn Kania Mezarini Guzalimi. Mereka berdua adalah mahasiswa Universitas Andalas yang punya kemampuan bahasa inggris yang mumpuni. melihat apa yang dilakukan para relawan asing, haris dan kania menawarkan diri menjadi penerjemah mereka.

Meski hinga Minggu Sore belam ada satu pun relawan asing yang menggunakan jasa haris dan Kania, Mereka berdua rela menunggu dii Gubernuran pusat akitivas relawan asing untuk gempa Sumbar.
Mungkin inilah yang disebut persahabatan semesta, PERSAHABATAN YANG TAK MENGENAL RAS, SUKU BANGSA, AGAMA dan BAHASA.

Lihat misalnya 22 orang berperawakan tinggi besar dari Emercon of Rusia. tim penyelamat bencana dari pemerintah federal rusia. Meski membawa peralatan lebih legkap, sebuah truk respons darurat bencana, relawa asal rusia ini patuh dibawah komand Peter Jackovics, mayor pemadam kebakaran dari hongaria.

Pada Saat sudah tak ada lagi tim penyelamat mengais puing2 bangunan rumah toko di Jalan Belakang Olo, Padang, Emercon of Russia dan Hungarian Government Urban Search and Rescue dengan sabar mencari kemungkinan masih belum dievakuasinya korban gempa yang selamat maupun jenazah di reruntuhan tersebut.

Tim dari Emercon of Russia kemudian menurunkan ahli konstruksi untuk memecah ahli bangunan konstruksi untuk memcah bangunan yang roboh, membuka hjalan bagi anggota tim lainnya, termasuk enak anjing membaui lokasi mayat. setelah anjing penjejak bau memperkirakan lokasinya tim dari Hungarian Goverment USAR menurunkan ahli yang dilengkapi  alat pencari berupa kamrea kecil yang masuk ke lubang2 reruntuhan "dengan alat ini kami bisa leluasa mencari kemungkinan lokasi mayat setelah sebelumnya anjing2 penjejak melokalisasi pencarian" kata peter.

Relawan asing asal singapura, Singapore Civil Defence Force(SCDF) mengakui di negeri asalnya mereka sangat jarang berhadapan langsung dengan situasi darurat dahsyat seperti yang terjadi di SUmbar, Aceh dan Nias beberapa tahun yang lalu.

"Meski kami terlatih menghadapi situasi bencana yang sebenarnya, tetapi tak pernah benar2 menghadapi bencana alam sebesar ini" ujar Bob tan dari SCDF saat mengevakuasi korban di rumah toko dan Hotel Dipo, Padang.

Pada hari kedua pascagempa, Gubernuran langsung berubah menjadi perkampungan internasioanl. TIm Japan Disaster Relief langsung mendirikan basecap. Relawan dari Korea menjadi realwan asing yang menembus lembah, Gunung Tigo.Tercatat, hingga minggu, ada 72 lembaga kemanusiaan internasional dari 17 negara datang ke Sumbar. Mereka kini di organisasi the Coordination nited Nation Office for the Coordination of Humanitarian affairs(UN OCHA) dengan bantuan badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Satkorlak Provinsi Sumbar.

Di tengan bencana selalu banyak pelajaran berharga yang bisa diperoleh termasuk keikhlasan dan dedikasi tulus para relawan asing demi persahabatan semesta

Tidak ada komentar: