Jumat, 28 Mei 2010

Indonesia dalam Imajinasiku oleh haniefah nooresa

 Teman2 Blogger disalahsatu situs jejaringan sosial milik teman saya tertulis suatu note yang menurut saya sangat indah dari sisi imajinasi tentang indonesia. Note ini ditulis oleh teman satu kampus saya bernama Haniefah Nooresa dan saya ingin menampilkan note ini untuk teman-teman blogger.

Di suatu pagi aku terbangun, kudapati mentari tersenyum cerah.

Ku siapkan sarapan untuk 4 buah hatiku. Kuseduh susu coklat dengan air hangat. Kusiapkan potongan buah segar yang kubeli di pasar subuh tadi.

“Aku ingin segera bertemu ibu dan bapak guru, mereka sering bercerita tentang masa lalu mereka yang mengharukan. Aku suka itu, Bu. Aku ingin tau, kenapa negeriku bisa menjadi Negara terkaya pertama di Asia Tenggara padahal dulu ketika mereka kecil, negeri ini adalah Negara yang paling tinggi korupsinya.”

Si sulung yang kini berusia 15 tahun bercerita sambil menikmati sarapan dengan lahap. Rasa ingin tahunya yang sangat tinggi membuatku kadang kewalahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kritisnya yang tentu harus dikemas dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh anak seusianya.

“Negeri kita ini banyak mengalami perubahan, Nak. Dulu ketika ibu seusiamu, Negara kita ini masih dianggap Negara yang miskin dan diremehkan oleh banyak Negara kaya di belahan dunia bagian barat. Banyak sekali orang-orang miskin kelaparan yang tidak terjangkau oleh para penguasa Negara. Mereka sibuk memperkaya diri dengan sistem ekonomi yang membuat orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Kamu boleh menanyakan tentang ini kepada gurumu yang mendalami ilmu social. Dia akan menerangkan kepadamu, bagaimana system ekonomi sebuah Negara itu sangat mempengaruhi keberlangsungan Negara tersebut secara keseluruhan.”

“Lalu kenapa sekarang semakin membaik, bu?” pertanyaan polos kembali kudapatkan.

“Semua itu adalah proses, Nak. Rekan-rekan ibu dulu ketika sedang bersekolah di perguruan tinggi memiliki kinginan yang kuat untuk mengubah Negara kita menjadi lebih baik. Didasari dengan kecintaan kita terhadap Negara kita juga kesadaran bahwa banyak sekali sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara kita. Kamu pasti sudah mengerti bahwa kekayaan yang berada didalam pulau di negeri kita ini nilainya sangat tinggi. Itu yang akhirnya membuat kita memiliki tekad untuk mengembangkannya. Satu hal yang saat itu menjadi permasalahan adalah kondisi politik yang tidak stabil. Selain yang seperti kamu katakan tadi, bahwa negeri kita adalah Negara yang menduduki peringkat yang tinggi dalam korupsi, kepentiangan pribadi yang bermunculan di pemerintahan juga adalah hal yang saat itu menjadi sorotan. Banyaknya trik-trik politik yang kadang tidak mementingkan rakyat, bahkan cenderung membohongi rakyat. Tapi tidak semua orang seperti itu, Nak. Mereka adalah sebagian kecil yang pada akhirnya tergilas oleh nilai-nilai kebaikan yang semakin lama semakin bermunculan di negeri kita ini. Itulah yang akhirnya membuat kita menjadi seperti ini sekarang. Kamu boleh tanyakan lagi pada gurumu, mungkin mereka masih sangat ingat bagaimana semua perubahan itu terjadi.”

Diskusi pagi hari ditutup dengan ajakan sang ayahanda untuk segera berangkat sekolah. Tak lupa mereka mencium tanganku dan bergegas menghampiri 3 buah sepeda yang siap mengantarkan anak-anak masa depan menuju ke tempat yang menjadi tonggak pendidikan. Bahagia terpancar dari wajah mereka. Si sulung membonceng suamiku menuju halte terdekat. Ia juga harus bergegas agar tidak didahului oleh mahasiswanya. Ia tidak pernah ingin menggunakan kendaraaan pribadi untuk mengantarkan dirinya sendiri ke tempat tujuannya. Satu-satunya mobil pribadi yang kami miliki hanya digunakan jika kami pergi bersama atau ke luar kota untuk berlibur.
Sistem transportasi sekarang sudah cukup baik. Pemerintah semakin banyak menciptakan alat transportasi masal untuk digunakan oleh warganya, terutama di ibukota yang notabene memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi. Kesadaran untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi bahan bakar yang mengandung emisi semakin membaik. Rasa gengsi untuk menggunakan transportasi masal pun sudah mulai menurun di kalangan eksekutif. Tidak ada lagi kemacetan yang menyebabkan meningkatnya tingkat ke-stress-an masyarakat. Setiap pagi selalu diiringi oleh senyuman bahagia di wajah semua orang yang memulai aktivitasnya.

Disamping profesinya sebagai konsultan, suamiku juga seorang dosen.” Karena ku yakin bahwa salah satu keberhasilan sebuah Negara ada di sistem pendidikannya, maka aku pun harus menjadi bagian dari mereka.” Ujarnya beberapa tahun silam ketika memutuskan untuk mengabdi di salah satu perguruan tinggi swasta.
Hal itu pula yang menyemangatiku untuk menciptakan rumah kedua bagi anak usia dini yang kini berada tepat disamping rumahku. Harapanku dengan adanya pendidikan sebelum memasuki usia sekolah, orang tua dari anak-anak kecil itu sudah mengetahui bakat bawaan dari lahir mereka sehingga arahan minatnya dapat disesuaikan dan mencapai hasil yang maksimal. Tidak akan ada lagi paksaan untuk memahami mata pelajaran eksakta bagi mereka yang mencintai musik. Semua pengajaran diarahkan pada minat dan bakatnya, bukan hanya kemampuan untuk mendapatkan nilai dengan grade A, seperti yang kualami pada zamanku dulu.

Aku terdiam sejenak. Mengingat masa mudaku yang penuh dengan dinamika. Mempertahankan idealisme ternyata tidak semudah mengatakannya. Tidak perlu menjadi bagian yang besar dari sebuah perubahan. Berbuatlah, meskipun hanya untuk sesuatu yang kecil.

Karena ternyata itu adalah aku, juga kalian.

Indonesia pada 2030.


Ditulis dalam rangka memaknai 12 tahun reformasi dan 102 tahun kebangkitan nasional,
Untuk Indonesia yang lebih baik.
Mei 2010.

Tidak ada komentar: